Senin, 30 April 2012

Sejarah Persuteraan Alam



          Berbicara sejarah persuteraan alam , terdapat begitu banyak legenda yang dijadikan dasar dari sejarah munculnya persuteraan alam. Data-data dasar banyak didapatkan dari cerita-cerita orang tua kepada generasi berikutnya sehingga keabsahannya masih terus dipertanyakan oleh berbagai kalangan.
            Cerita yang paling populer dalam sejarah munculnya persuteraan alam yaitu  pada masa dinasti Han (2.500 SM), masa dimana pada saat itu pula sutera mulai digunakan di kalangan kerajaan.  Menurut legenda penemuan persuteraan alam ini terjadi Karena unsur ketidaksengajaan. Kisah ini berawal saat salah satu istri kaisar Han yang di klaim bernama Maharani Hai Ling sedang duduk santai dibawah pohon murbei sembari menikmati secangkir teh panas. Tanpa disangka-sangka jatuhlah sebuah benda dari atas pohon murbei tepat kemulut cangkir yang ternyata adalah sebuah kokon (pelindung pupa ulat sutera). Sang Permaisuri mencoba menyingkirkan kokon tersebut dari dalam cangkirnya dengan menggunakan ranting. Namun ujung filament (serat) kokon yang larut oleh air panas malah menempel dan terbawa oleh ujung ranting sehingga menjadi berbentuk seperti benang. Saat itu Maharani Hai Ling langsung terinspirasi untuk memproduksi benang dari kokon untuk dijadikan bahan baku kain karena kehalusan dari benang yang tidak sengaja ditemukannya itu. Disitulah titik tolak munculnya persuteraan alam menurut legenda.
            Kita simpan legenda tersebut. Yang jelas sutera alam selalu erat kaitannya dengan perkembangan kebudayaan dan tradisi di Cina. Melihat keindahan dan kehalusannya sutera ditempatkan  dan dianggap sebagai suatu bahan yang mewah dari dulu hingga sekarang.
            Pada masa dinasti Han (2.500 SM) sudah dikenal adanya usaha pemintalan benang dan penenunan kain. Pada saat itu mulai diciptakan alat-alat pengolah kokon menjadi benang dan benang ditenun menjadi kain sutera halus yang diberi nama “SERICA” yang berarti “SUTERA”. Para istri Kaisar Han (Maharani Hai Ling) mulai mengenal dan mengenakan bahan sutera untuk pakaian. Dan ini dijadikan sebagai acuan promosi yang kemudian diikuti oleh para bangsawan dan pengusaha kaya. Orang Cina selalu mempertahankan kain sutera sebagai komoditi dagang dan mereka cenderung merahasiakan asal dan cara menghasilkannya.
            Pada dinasti Tang ±706 SM perdagangan sutera di Cina menurun. Kemudian persuteraan alam kembali berkembang pada masa dinasti Sung di abad ke-11 dan ke-12. Barulah setelah 300 tahun sesudah Masehi Negara lain yaitu Korea, India, dan Jepang berhasil mengetahui rahasia pengolhan sutera dan mulai mengembangkan sendiri persuteraan alam di Negara masing-masing.
            Sejak abad 2, Jepang mendatangkan kupu-kupu dari Cina. Usaha sutera berkembang pesat terutama di zaman Meiji (1889). Sutera menjadi salah satu pokok perekonomian Jepang yang pada saat masa kejayaannya menghasilkan lebih dari 2000 ton sutera. Pada abad 18 dan 19 dapat mengekspor sutera mentah sebanyak 40 ton. Sejak itulah Cina tidak lagi memonopoli sutrea dan teknologinya yang kemudian mulai dikenal dibanyak Negara Asia, Eropa, dan Middle East.

0 komentar:

Posting Komentar